WAFATNYA FATIMAH AZ ZAHRA
pagi tanggal 3 Ramdadhan tahun 11 Hijriah, Fatimah mandi dan pakaian baru, kemudian berbaring di tempat tidur, Kepada Ali, Fatimah berkata bahwa saat-saat kematiannya sudah dekat. Ali pun menangis, namun Fatimah menghibur suaminya agar jangan bersedih dan menjaga anak-anak mereka. Fatimah juga berpesan, setelah meninggal nanti, ia tidak ingin dikurburkan dengan upacara pemakaman.
Lantaran waktu saat tiba, Ali berangkat ke masjid. Saat Ali tidak ada Fatimah yang mengembuskan nafas terkahir. Kedua putra mereka, Hassan dan Husain, info menyusul Ali ke masjid untuk mengabarkan berita duka itu. Mendengar istrinya tiada, Ali tak sadarkan diri. Setelah siuman, Ali menuruti pesan terakhir istrinya. Fatimah dikuburkan secara diam-diam tanpa upacara. Tidak ada warga yang tahu selain Ali dan keluarga terdekat.
Saat Ali bin abi Thalib memasukkan jenazah istri tercintanya Fatimah, beliau menangis terisak-isak. Putranya Al Hasan Ra pun bertanya “Wahai ayahku, apa yang membuat dirimu menangis sedemikian rupa?”.
Ali menjawab ” Wahai putraku Al-Hasan, aku teringat pesan kakekmu Rasulullah SAW, beliau bersabda kepadaku : ‘kelak jika putriku Fatimah telah tiada , Wahai Ali, Maka akulah yang akan pertama kali menerima jasadmnya di liang lahat’ Dan demi Allah aku melihat tangan kakekmu Rasulullah menerima jasad Ibumu, Aku melihat Rasulullah mencium wajah ibumu, Fatimah”.
Ali lalu berkata lagi ” Wahai Rasulullah, kini aku kembalikan amanah yang telah engkau berikan kepadaku. Aku kembalikan belahan jiwamu, yang setiap engkau rindu akan surga, engkau mencium wajah suci putrimu, Fatimah”.
Dalam Irshad Wisdom of a Sufi Master (1988)
Pesantren Mahasiswa-Mahasiswi Al-Fattah Sumurboto, Semarang.
Media infromasi kami :
____________
Website : www.alfattah.org
https://alfattah.org
Instagram : santrialfattahsumurboto
https://www.instagram.com/santrialfattahsumurboto
Youtube : Pesantren Mahasiswa Al-Fattah Sumurboto