Mengenai keutamaan Bulan Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah, di mana Allah mewajibkan kamu berpuasa, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu setan-setan. Padanya ada suatu malam yang nilainya lebih berharga dari seribu malam.” (HR Ahmad, Nasa’iy dan Baihaqiy). Dalam Hadits lain dijelaskan bahwa: “Siapa saja yang melakukan amalan sunnah akan dilipatgandakan pahalanya, bagaikan melakukan kewajiban, yang melakukan amalan wajib pahalanya di lipat gandakan 70 (tujuh puluh) kali jika dibanding dengan amalan di luar Bulan Ramadhan, bahkan diamnya orang yang berpuasa pun, mendapatkan suatu pahala, sedang berdzikir dan beribadah akan lebih besar lagi pahalanya.”
Pelajaran dari kedua hadis tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa:
Jika dihitung, 1000 bulan itu, ternyata ada 84 tahun. Karenanya, siapa saja yang beribadah di malam Ramadhan dan kebetulan bersamaan dengan Lailatul Qodar, maka dia mendapatkan pahala bagaikan beribadah 84 tahun. sehingga beliau SAW menyatakan dalam Haditsnya, “Intai-intailah di malam ganjil pada sepertiga terakhir Ramadhan”.
Pada Bulan Ramadhan yang suci dan agung ini, kita semua diperintahkan oleh Allah SWT. supaya menjalankan kewajiban Puasa sebulan penuh dengan cara menahan dahaga dan lapar, menahan nafsu dan menjauhi semua ucapan kotor. Selain itu kita juga dianjurkan untuk selalu memperbanyak membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan mendirikan shalat sunnah malam. Sebab di dalam keadaan lapar dan dahaga, shalat malam dan membaca Al-Qur’an itu, bermanfaat sekali untuk menanamkan rasa kesadaran bahwa orang yang berpuasa itu tidak hanya merasakan lapar saja, tetapi untuk membina ummat supaya jiwanya subur, bersih dan sehat. Rasulullah SAW :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa saja yang telah melakukan kewajiban puasa dengan keimanan yang mantab dan penuh perhitungan, maka diampunilah dosa-dosa yang telah dikerjakan sebelumnya.”
Sumber : Abdullah Bin Jarullah Bin Ibrahim Al Jarullah, Risalah Romadan. (Ptj.: Muhammad Yusuf Harun, Ainul Harits Umar Arifin Thayib, Ahmad Musthalih Afandi, (Jakarta: Maktab Dakwah Dan
Bimbingan Jaliyat Rabwah, 1428 H – 2007).